http://sejarah10-usk.blogspot.com/

Senin, 23 Januari 2012

Makalah

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
ROMI IRWANDA (1006101050037)
AMIRUL (1006101050039)




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA (UNSYIAH)
DARUSALAM - BANDA ACEH


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karna berkat rahmat dan kunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ KERAJAAAN LINGE DI TANAH GAYO” kami juga bersyukur atas rezeki dan kesehatan yang di berikan kepaada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan materi makalah ini. Kami telah berusaha semampu kami dalam mengumpulkan berbagai macam bahan tentang malakah ini.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah kami ini, Oleh karna itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf yang sebesar besarnya dan sebelumnya bkami mengucapkan trima kasih.

PENYUSUN















DAFTAR ISI


Kata Pengantar ` :
Daftar Isi :
A. BAB I Latar Belakang :
B. BAB II Pembahasan :
C. BAB III Kesimpulan :

Daftar Pustaka :
















BAB I
LATAR BELAKANG
Sebelum terbentuknya Kerajaan Aceh Darussalam, di daerah aceh ada beberapa kerajaan kecil yang sudah berdaulad sendiri-sendiri. Masing-masing kerajaan itu memiliki adat istiadat sendiri, yang banyak hal berbeda satu dengan yang lain. Kerajaan-kerajaan itu dapat di persatukan menjadi kerajaan yang besar bernama Aceh Darussalam. Kerajaan-kerajaan kecil itu antara lain adalah Kerajan Perlak, Kerajaan Pase, Kerajaan Pidie, Kerajaan Indra Jaya, Kerajaan Benua, dan Kerajaan Linge. Kerajaan yang disebut terakhir adalah kerajaan yang berada ditanah gayo.
Sejarah tentang Kerajaan Linge di tanah gayo ada dua versi, dimana diantara keduanya terdapat kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya adalah pada tokoh utama dari Kerajaan Linge asyaitu raja linge I adi genali atau sering disebut Kik betul atau kawe tepat dalam bahasa aceh. Perbedaannya adalah penempatan waktu , versi pertama di aceh sedangkan versi kedua disebut bahwa adi genali adalah anak dari meurah tanjoong krueng jamboe aye, dan pada saat itu sudah masuk islam ke aceh dan kerajaan linge saudah islam.
Supaya tidak membingungkan , maka dalam kajian makalah ini kami mengambil versi yang kedua, setelah masuknya islam ke aceh. karna ceritanya lebih masuk akal, juga tahun dan tokoh tokoh bisa menguatkan kebenaran dan juga masih berhubungan langsung dengan cerita yang ada di kerajaan aceh Darussalam.
BAB II
Dalam sebuah tulisan dikatakan bahwa Kerajaan Linge telah berdiri sejak tahun 1025 M di daerah gayo yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Adi Genali. Orang gayo menyebut kik betul atau kawe teupat dalam dalam bahasa aceh. Adi genali anak dari meurah tanjoong krueng jamboe aye saudara sultan peurelak makhdum malik Mahmud syah johan yang memerintah tahun 1012-1059 M. Adi genali yang merupakan raja linge 1memiliki 4 orang anak, yang tertua seorang wanita yang Empuberu, yang tiga orang lagi lelaki yaitu sebanyk linge atau sibayak lingga yang mengembara ke daerah Aru tanah karo dan membuka negeri di lembah sebuah lemabah gunung dan kemudian gunung itu terkenal dengan nama gunung sibayak. Meurah johan, adapun informasi tentang meurah johan masih belum jelas, ada yang bilang kalau meurah johan mengembara dengan rombongan syekh Abdullah kan’an (Syah hudan) dari peurelak pergi ke ujung utara pulau sumatera (negeri indra purba) untuk membawa dakwah islam di sana. Pendapat lain mengatakan bahwa Meurah Johan mengembara ke daerah Aceh besar dan membangun negeri di sana yang dikenal sebagai lamkrak dan lamoeri. Sedangkan meurah mege tetap tinggal di linge sebagai penerus raja linge selanjutnya.
Menurut pendapat lain, bahwa ketika marcopolo singgah diperlak pada tahun 1292, didapatinya penduduk perlak telah memeluk agama islam. Penduduk perlak yang tidak mau masuk islam menyingkir kepedalaman lalu menjumpai kerajaan dan laut kecil (danau laut tawar). Rakyat asli pedalaman ini menyebutb daerahnya dengan nama “ Lainggow ”dan menyebut rajanya dengan nama “ ghayo o ghayo ” atau raja “raja gunung yang suci”. Di daerah linggow telah berdiri kerajaan kecil yaitu “kerajaan langgow”, dan sudah ada hubungan dengan kerajaan perlakdi aceh timur dengan kirim mengirim bingkisan. Besar kemungkinan yang di maksud dengan “lainggow” dalam catatan marcopolo ini adalah linge. Dari catatan marcopolo ini dapat di ketahui bahwa di daerah pedalaman sudah ada lebih dulu penduduk asli sebelum masuknya islam dan sebelum datangnya pelarian dari perlak di aceh timur.
Kerajaan linge adalah salah satu kerajaanislam di aceh. Hal ini dibuktikan dengan peninggalan peninggalan atau artefak kerajaan, batu nisan, dan lain sebagainya dimana terdapat huruf arab pada benda tersebut.
Masa pemerintahan raja linge di tanah gayo akan di sebutkan dalam silsilah raja raja linge. Setelah 500 tahun pemerintahan adi genaliyakni sekitar tahun 1511, di ketahui seorang llraja keturunan raja linge yang di kenal sebagai raja linge ke XIII bergelar panglima bukit yang di angkat oleh sultan salahuddin bin ali mughayat syah sebagai panglimanya untuk mllelawan portugis di selat malaka. Karena kedudukannya sebagai raja dsi tanah gayo, juga mempunyai kedudukan penting di dalam pemerintahan aceh da si salam pemerintahan kerajaan johor di semenanjung tanah mahmkud syah dari malaka terpaksa mengundurka diri ke Kampar daerah Sumatra, sedangkan keluarganya di ungsikan ke aceh Darussalam. Dalam keaddaan yang sulit ini kerajaan aceh telah ikut membantu raja malaka tersebut. Hubungan kerja sama ini telah berkembang demikian rupa hingga terjadi perkawinan politik antara kraton aceh dengan kraton malaka. Seorang sultan malaka yang bernama sultan alaudin mansyur syah dinikahkan dengan seorang putri kerajaan aceh, sebaliknya putri kerajaan johor dinikahkan dengan seorang pembesar kerajaan aceh, yaitu raja lingeke XIII. Dan begitulah tentang hubungan diplomasi kerajaan linge dengan kerajaan aceh dan kerajaan malaka.
Silsilah raja-raja linge
1. Reje linge Ke I : Adi Genali, atau kawe twupat yang merupakan kerajaan linge,
2. Reje linge Ke II : Alisyah, putra adi genali darib sitri kedua nya yang berasal dari ujung aceh. Mininggalkan kedudukan nya karena permesuri kerajaan linge atau istri pertama dari adi genali tidak senang dengan kehadiran alisyah.
3. Reje linge Ke III : bujang lano, di angkat dari golongan bawah, karna di anggap cerdik dan pintar dalam memerintah, selama pemerintahan nya terjadi pemberontakannya yang dilakukan oleh panglima m,yunus yang tidak senang dengan pemerintahannya dan ingin merebut kekuasaan raja lige tetapi berhasil sampai wafatnya bujang lano.
4. Reja linge Ke IV : kejurung jagong, merupakan seorang alim, adil, dan bijaksana.
5. Raje linge Ke V : ayu, belum diketahui keterangan nya.
6. Raje linge Ke VI : Hud, belum diketahui keterangan nya.
7. Reje linge Ke VII : Mahmut, belum diketahui keterangan nya.
8. Reje linge Ke VIII : M.saleh, pada masa pemerintahannya, kerajaan linge kedatangan sepasukan batak yang ingin menyunting putrid dari linge. Tetapi karena pasukan batak belum masuk islam, maka reje linge tidak mengindahkannya. Maka pertempuran pun terjadi, pasukan raje linge mengindah pasukan batak kejembatan Bambu yang sengaja di buat rapuh. Setelah mengalahkan pasukan batak. Mereka yang tersisa di suruh masuk islam.
9. Raje linge Ke IX : Ahmad syarif, belum di ketahui keterangannya.
10. Raje linge Ke X : Luth, belum di ketahui keteranganya.
11. Raje linge Ke XI : belum diketahui keterangannya.
12. Raje linge Ke XII : belum di ketahui keterangannya.
13. Raje linge Ke XIII : Bukit, teguh memengang prinsip dan pemberani. Di angkat sebangai panglima perang saat membantu kerajaan johor dan menetap di pulau lingga sebagai wakil kerajaan aceh di johor.
14. Raje linge Ke XIV : Alisyah, raja yang takut kehilangan kedudukannya, sehingga tega membunuh adik tirinya beuner meurie.
15. Raje linge Ke XV : Aman nyak, belum di ketahui keterangannya
16. Raje linge Ke XVI : Cut, menurut snouck hugrronje adalah keturunan orang batak karo 27.
Letak Kerajaan linge
Daerah tanah gayo dulu di bagi beberapa daerah yaitu: gayo lut, gayo deret, gayo sebejadi, gayo kalul, dan gayo lues. Adapun letak kerajaan linge yang di ketahui saat ini berkedudukan di daerah gayo darat atau sekarang mulai dari isak kabupaten aceh tengah sampai daerah samar kilang kabupaten bener maarie mengikuti aliran sungai jamboe aye. Ada pun pusat kerajaan berada di isak kabupaten aceh tengah.


Kerajaan linge memiliki dua pemukiman yang mana di setiap pemukimannya memiliki beberapa kampung yang tidak akan di sebutkan, dua pemukiman itu antara laen,
1. Pemukiman isak
2. Pemukiman Buntul linge
Sistem pemerintahan
System pemerintahan kerajaan linge tidak jauh dari adat serakopat yang merupakan adat gayo sendiri. Di mana sang raja sebagai pemimpin, cerdik pandai, tentu sebagai penasehat adat, dan rakyat sebagai penduduk kerajaan. Jika dalam kerajaan, ada seorang atau beberapa orang melakukan kesalahan adat atau ada permasalahan dengan adat, maka sanksi akan diberikan ketua adat.
Jika raja melakukan kesalahan sangat fatal, maka ketua berhak menurunkan dan mengangkat raja yang baru. Jika ada permasalahan dalam kerajaan baik itu tentang perang maupun perebutan wilayah, maka urusannya dengan raja. Raja juga membicarakan tentang peraturan kerajaan dengan para cendikawan yang beperan sebagai perumus peraturan.
Mata Pencaharian penduduk
Pada umumnya penduduk ditanah gayo khususnya dikerajaan linge, adalah bertani, beternak, berburu, pandai besi, mengayam tikar, dan membuat periuk dari tanah liat, di samping itu sebagian kecil bergerak di bidang perdagangan, biasanya mereka membawa barang dagangannya ke bireun aceh utara berupa tembakau, kentang, kol yang di angkut dengan kuda pedati. Sedangkan membawa ternak kerbau, di lakukan dengan berjalan kaki selama 3 hari 3 malam yang penuh resiko, karna banyak nya binatang buas dan penyaman.
Peranan wanita pada saat itu lebih berat. Selain mengatur rumah tangga, juga ikut membantu suami, di samping mengerjakan sawah dan lading se[erti menabur bibit, menanah padi, memisahkan padi bernas dan padi hampa, memikul kemudian menjemur padi dan mengiling padi dengan mengunakan jingki, sebalik nya pihak pria menerlis pematang sawah sampai tanah sawah dapat di Tanami.

BAB III
KESIMPULAN

Kerajaan linge merupakan salah satu dari beberapa kerajaan kecil yang pernah ada di aceh. Berdiri sekitar tahun 1025 M di daerah aceh bagian tengah dengan raja pertama atau reje linge I yang bernama adi geneli. Pada saat pemerintahan reje ling eke XIII , seluruh kerajaan-kerajaan di aceh telah berada di bawah kekuasaan kerajaaan aceh darusalam. Panglima bukit atau reje lingke XIII merupakan sultan kepercayaan aceh sebagai wakil aceh di kerajaan johor.
System pemerintahan yang di anut oleh kerajaan linge adalah tidah jauh dari sarakopat yang di vdalam nya ada raja, peute, cerdik dan rakyat.
Letak kerajaan aceh berapa di aceh bagian tengah tepatnya di sungai jamboe aye.
Maka pencahariaan masyarakat gayo yang berada di kerajaan linge antara lain, : bertani, berternak, berburu, pandai besi, mengayam tikar, dan membuta periuk dari tanah liat dan pedagang.

DAFTAR PUSTAKA
Gayo,M.H, 1992, perang gayo alas melawan kolonialis belanda, balai pustaka.
Janus Djamil.M,2009, Gerak kebangkitan aceh : kumpulan karya sejarah M.junus Djamil. Biladi press bandung.
Latief.H.Ar,1995, pelangi kehidupan gayo dan alas. Kurnia bupa bandung.

Buku bacaan lain nya
M.Y. Meulala Towa : Kebudayaan gayo
MH. Said : Aceh sepanjang Abad.